METRO;TABLOIDWaspada.com_ Korban Tenggelam, Zhairah Hanin Dita (10), meninggal diperjalanan setelah pihak RS Islam Metro menolak penanganan CPR (cardiopulmonary resuscitation) kepada gadis cilik itu, Minggu (04/10/20).
Zhairah diketahui masih bernafas dan mengalami kejang saat warga yang menolong membawanya menuju IGD RS Islam. Adalah Iqbal (28), warga Yosorejo, pemuda yang mengangkat Zhairah dari saluran irigasi mengatakan ia dan tiga warga lainnya bergegas menyelamatkan korban, lalu membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Sayang, setelah sampai di RS Islam mereka mendapatkan penolakan.
“Saat sampai dirumah sakit Islam, Dita (nama lain korban) kejang, masih ada nafas, tapi security bilang ini hari libur gak nangani pasien” ujar Iqbal kepada media.Setelah sempat bersitegang, akhirnya Iqbal dan warga membawa Zhairah menuju RSU A.Yani. Namun na’as, gadis cilik itu diketahui meninggal dalam perjalanan.
“Almarhum sudah tidak bernafas saat tiba di UGD Rsu A.Yani, saya minta dipastikan, dokter bilang sudah diperiksa berkali-kali” jelas Abid Bisara, orangtua korban.Abid menyayangkan pihak RS Islam yang mengesampingkan kemanusiaan. “Saya minta penjelasan dari RS Islam, kenapa mereka menolak pertolongan kepada putri saya, dimana hati nurani mereka” katanya.
Saat ditemui awak media, Tirta, sekuriti yang mencegah warga membawa Zhairah ke ruang IGD menampik keterangan penolakan. Ia tidak menolak melainkan memberitahu dokter jaga sedang tidak ada, kemudian diajak berdebat oleh warga yang mengantar Zhairah.
“Saya bukan nolak, saya bilang dokter lagi gak ada, tapi diajak debat, lalu mereka pergi” jelas Tirta. (JmRls)