Dalam dialog tersebut, Bupati Adipati menyampaikan dalam 10 tahun menjabat sebagai Bupati Waykanan, visi pembangunan yang telah diraih yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dapat dilihat dari PDRB Perkapita yang pada tahun 2016 sebesar Rp.25.279.896,- meningkat menjadi Rp.35.579.572,- pada tahun 2023. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2026 baru mencapai 65,74 poin dengan kategori sedang, meningkat menjadi 70,71 poin dengan kategori tinggi.
“Perlu dipahami bahwa sebenarnya masa jabatan Saya bukan 10 tahun, tetapi 9 tahun. Meski terpotong 1 tahun tidak mengurangi apa yang telah menjadi visi misi Saya dalam menjabat. Terlihat selama hampir 2 periode ini Kabupaten Waykanan telah berhasil meraih banyak penghargaan”, ujar Bupati Adipati.
Ketika ditanya proyek insfrastruktur fisik besar apa yang telah selesai dibangun atau sedang dalam proses pembangunan, Bupati Adipati menyampaikan bahwa proyek besar tersebut yaitu Pertama, Peningkatan Jalan, dimana beberapa ruas jalan utama di Waykanan telah diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya, baik melalui pengaspalan ulang maupun pembangunan jalan baru. Ini bertujuan untuk memperlancar transportasi barang dan jasa serta meningkatkan konektivitas antar wilayah. Kedua, Pembangunan Jembatan atau perbaikan jembatan yang sudah ada menjadi salah satu fokus pembangunan infrastruktur di Waykanan. Jembatan yang baik akan mempermudah akses massyarakat ke berbagai fasilitas publik dan membuka peluang pengembangan wilayah. Ketiga, Pembangunan Fasilitas Umum, seperti Pasar, Gedung Pemerintah, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga telah dilakukan di berbagai lokasi di Waykanan. ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung kegiatan ekonomi lokal.
“Sementara pada sektor Pendidikan, untuk meningkatkan kualitas Pendidikan di Waykanan, Pemerintah telah melakukan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi seperti Unila dengan dibukanya PSDKU UNILA Waykanan. kemudian Peningkatan sarana dan prasarana dalam upaya memperbaiki dan menambah sarpras Pendidikan seperti Gedung sekolah, laboratorium, perpustakaan dan fasilitas lainnya. Serta Pelatihan Guru, dimana guru-guru di Waykanan secara berkala mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan mereka dalam mengajar”, jelas Bupati Adipati.
Selanjutnya, pada sektor Kesehatan, dalam peningkatan akses dan kualitas kesehatan di Bumi Ramik Ragom, dalam kepemimpinan Bupati Adipati telah dilakukan peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan yang dapat dilihat dari terus membaiknya derajat kesehatan masyarakat yang diukur dengan angka harapan hidup yang terus membaik yang tahun 2016 baru mencapai 68,58 tahun meningkatkan 74,11 tahun pada tahun 2023. RSUD ZAPA terus mengalami peningkatan sarpras dukungan tenaga dokter maupun dokter spesialisnya. Dan Puskesmas juga terus ditingkatkan kualitasnya dengan peningkatan akreditas.
“Selain peningkatan sarpras pada berbagai sektor, Kita juga terus berupaya melakukan pengentasan kemiskinan dimana pada tahun 2016 angka kemiskinan mencapai 14,06% dengan penduduk miskin mencapai 62.000 jiwa dan terus menurun sampai tahun 2000 mencapai 12,90% dengan penduduk miskin mencapai 58,410 jiwa. Namun akibat dampak pandemi covid-19 pada tahun 2021, terjadi peningkatan angka kemiskinan menjadi 13,09% dengan jumlah penduduk miskin menjadi 59,890 jiwa”, tuturnya.
Namun, berkat upaya sungguh-sungguh Pemerintah Daerah dengan pemangku kepentingan lainnya tidak hanya fokus pada upaya perlindungan sosial saja, namun juga pada upaya pemberdayaan masyarakat miskin dengan terus berupaya mengetahui siapa dan dimana masyarakat miskin berada sehingga upaya pemberdayaan masyarakat miskin lebih tepat sasaran. Dengan upaya ini, pada Tahun 2022 terjadi penurunan angka kemiskinan yang cukup besar yaitu 1,33% sehingga angka kemiskinan tahun 2023 menurun menjadi 11,76%. Angka penurunan kemiskinan ini merupakan tertinggi di Provinsi Lampung. Selanjutnya, pada tahun 2023 terus terjadi penurunan angka kemiskinan menjadi 11,02%, angka kemiskinan ini untuk pertama kalinya berhasil melampaui angka kemiskinan Provinsi Lampung yang masing 11,11%. Hal ini tetap dipertahankan pada tahun 2024 dengan angka kemiskinan mencapai 10,43% dimana angka kemiskinan Provinsi Lampung hanya mencapai 10,69%.
“Dari upaya penurunan kemiskinan tersebut, terdapat sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan signifikan. Seperti harus dipahami juga bahwa pendapatan utama masyarakat Kita berasal dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi rata-rata selama 6 tahun terakhir (2018-2023) mencapai 35,23% terhadap perekonomian daerah dengan tenaga kerja yang bekerja di lapangan usaha ini tahun 2023 mendapai 145.021 jiwa (56,65%) yang didukung dengan keberadaan lahan pertanian yang cukup luas mencapai 63,5% dari luas wilayah Kabupaten Waykanan”, ujar Bupati Adipati.
Dijelaskan pula bahwa dalam lapangan usaha industry pengolahan adalah lapangan usaha kedua terbesar yang berkontribusi dalam perekonomian daerah, yaitu dalam 6 tahun terakhir (2018-2023) rata-rata mencapai 22,18% dengan tenaga kerja yang bekerja di lapangan usaha ini tahun 2023 mencapai 26,646 jiwa (10,41%). Dua lapangan tersebut merupakan usaha andalan Kabupaten Waykanan karena berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah. Namun, kedua lapangan usaha ini tumbuh relative lambat, dimana dalam 6 tahun terakhir (2018-2023) Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan rata-rata hanya tumbuh 1,16%, sedangkan lapangan industry olahan rata-rata hanya tumbuh 2,97%.
“Selain kedua lapangan usaha tersebut, ada 2 lapangan usaha yang pertumbuhannya cukup tinggi dan kontribusinya terhadap perekonomian Waykanan terus meningkat, yaitu Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran seperti reparasi mobil dan sepeda motor, serta Lapangan usaha konstruksi”, jelasnya pada dialog yang juga dihadiri oleh Kadis Kominfo dan Persandian, Yusron Lutfi, S.H.,M.M serta Plt. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Hendri Syahri, S.T.,M.T.