BANDARLAMPUNG —– Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) meminta semua pihak bergandengan tangan menurunkan stunting di angka 14 persen pada tahun 2024 sesuai dengan target Pemerintah.
Hal itu diungkapkan Wagub Nunik saat membuka kegiatan Koordinasi Tim Audit Stunting Kabupaten/Kota Tahun 2022 di Ballroom Hotel Emersia Bandar Lampung, Rabu (12/10/2022).
“Kita lakukan dengan maksimal untuk serendah mungkin menurunkan angka stunting, kalau bisa kita melampaui angka tersebut menjadi nol stunting karena ini merenggut masa depan anak bangsa,” katanya.
Nunik mengapresiasi semua pihak yang tetap setia berkomitmen dalam menurunkan angka stunting di Provinsi Lampung.
Termasuk apresiasi atas terobosan BKKBN dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia melalui pendampingan keluarga, pendampingan dilakukan berkesinambungan mulai dari calon pengantin, ibu hamil dan pasca persalinan serta bayi hingga usia 2 tahun.
“Dengan pendampingan yang melekat pada keluarga diharapkan semua faktor risiko stunting dapat diidentifikasi sejak dini dan dilakukan upaya untuk meminimalisir faktor risiko tersebut,” katanya.
Pada bagian lain, Nunik mengajak peran serta semua pihak untuk memberikan perhatian yang bukan hanya cukup, tetapi lebih dan penuh untuk penanganan stunting di Provinsi Lampung.
Menurutnya, permasalahan stunting ini sangat berpengaruh bagi pembangunan masa depan Indonesia.
“Permasalahan stunting memang harus ditangani secara serius karena stunting bukan hanya tentang masalah gagal tumbuh secara fisik namun masa depan seorang anak karena stunting mengindikasikan kemampuan kognitifnya,” ujar Nunik.
Nunik mengambil contoh, bila nyaris 24% anak Indonesia terkena stunting, maka 24% kekuatan pembangunan Indonesia di masa depan terancam hilang.
Karena anak yang terkena stunting, memiliki kemungkinan tidak mampu dengan maksimal tumbuh dan berkemampuan dengan baik.
“Kita harus bergerak bersama jangan sampai ada satu persen pun yang dapat menggangu pembangunan masa depan Indonesia,” katanya.
Menurut Nunik, kerugian ekonomi bagi negara yang ditimbulkan oleh stunting juga merupakan masalah serius. Sekitar 2-3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) hilang per tahun akibat stunting.
“Masa depan kita adalah masa depan anak-anak yang hari ini kita penuhi haknya. Kalau kita tidak berhasil memberikan mereka bekal yang cukup untuk memiliki masa depan cerah, berarti masa depan kita juga terancam,” ujarnya.
Hadir pada acara ini, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Ni Gusti Putu Meiridha dan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Lampung Fedriyansyah.(Adpim)