BANDAR LAMPUNG —– Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fredy menghadiri Rapat Koordinasi Swasembada Pangan Provinsi Lampung di Balai Keratun, Komplek Dinas Kantor Gubernur, Bandarlampung, Rabu (18/12/2024).
Rapat koordinasi ini merupakan awal kesiapan Provinsi Lampung dalam mendukung program pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional yang semula hingga tahun 2029 dipercepat menjadi tahun 2027.
Fredy memaparkan bahwa kondisi produksi padi selama 4 tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu dari tahun 2021-2024 dengan capaian 489.573 Ha (pada 2021), 518.256 Ha (pada 2022), Ha, 530.108 Ha (pada 2023)
dan 531.616 Ha (pada 2024).
Sedangkan capaian produktivitas juga mengalami peningkatan dari 50,77 Ku/Ha menjadi 51,87 Ku/Ha, 52,03 Ku/Ha dan pada tahun 2024 ini diperkirakan mengalami penurunan menjadi 51,37 Ku/Ha karena dampak kekeringan.
Fredy mengatakan bahwa program ini sesuai dengan yang termuat pada Asta Cita yang salah satunya adalah Mendorong Kemandirian Bangsa melalui Swasembada Pangan, Energi, Air dan Ekonomi.
Ia juga menyampaikan bahwa peningkatan produksi padi khususnya selalu dihadapkan oleh beberapa tantangan dalam pembangunan pertanian antara lain perubahan iklim, kondisi perekonomian global, gejolak harga pangan, bencana alam, peningkatan jumlah penduduk, aspek distribusi dan alih fungsi lahan.
Sebagai informasi, capaian kinerja khususnya dalam capaian produksi gabah pada tahun 2024 bila dibandingkan tahun 2023 terjadi penurunan meskipun luas panen lebih tinggi dari tahun 2023.
Perkiraan produksi gabah tahun 2024 hingga Desember 2024 mencapai 2.731.226 ton GKG (turun 26.672 ton GKG) dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 2.757.898 ton GKG.
Fredy menyebut bahwa dengan luas panen tahun 2024 diperkirakan mencapai 531.617 Ha sedangkan tahun 2023 mencapai 530.108 Ha yang disebabkan adanya kekeringan di bulan Agustus – September 2024 lalu.
Berdasarkan data ATR/BPN, Provinsi Lampung yang memiliki potensi lahan sawah tahun 2024 terjadi penurunan dari 361.699 Ha menjadi 337.285 Ha,
Ferdy menekankan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan melakukan upaya-upaya untuk mencapai target tanam sesuai ketetapan yang telah ada maupun tambahan tanam yang telah ditarget oleh pemerintah pusat dengan harapan adanya dukungan perbaikan-perbaikan.
“Terutama dalam penyediaan ketersedian air, selain penyediaan benih sesuai tepat waktu, jumlah, mutu, harga, tempat dan jenis,” ujarnya.
Dalam rangka mencapai swasembada pangan , pada tahun 2025 Provinsi Lampung diberi target sebesar 1.034.205 Ha yaitu dari pertanaman reguler seluas 849.384 Ha dan dari optimalisasi lahan dan cetak sawah seluas 184.821 Ha.
Target tersebut meningkat tajam dari target sebelumnya 623.899 Ha (136,14 %).
Fredy menegaskan bahwa untuk mencapai hal tersebut diperlukan usaha yang tidak biasa-biasa saja alias luar biasa karena dari lahan baku 337.285 Ha maka berarti IP yang harus dicapai sebesar 2,52 dari IP awal 1,8.
Ia menyampaikan bahwa beberapa hal tersebut dapat dicapai melalui penyediaan air sepanjang tahun, untuk itu perlu penyediaan air yang cukup, perbaikan irigasi baik jaringan, bendungan, pintu-pintu air, pompa air, irigasi perpompaan, sumur tadah dalam, embung dan lain-lain.
Selanjutnya, penyediaan pupuk yang mencukupi untuk luasan tersebut, penyediaan benih, alat dan mesin pertanian baik pra panen (traktor) maupun pasca panen combine harvester serta pengering dan penggilingan padi serta pembinaan/pengawalan pendampingan di lapangan.
Fredy berharap rakor ini dapat menciptakan gagasan-gagasan aktif dalam mendukung swasembada pangan di Indonesia khususnya di Provinsi Lampung.
“Untuk itu diperlukan koordinasi dan sinergisitas semua stakeholder agar tercapai apa yang dicita-citakan yaitu Swasembada Pangan,” tegasnya.(Adpim)