Bandar Lampung–Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/Kpts/PK.040/6/2015 sejak Tahun 2015 Provinsi Lampung memiliki Wilayah Sumber Bibit Ternak khusus Rumpun Sapi PO yang berada di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), tepatnya di Kecamatan Tanjung Sari.
Untuk itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung melaksanakan agenda Kontes Ternak dan Panen Pedet Tahun 2023 di Kelompok Ternak Sukamaju II Desa Purwodadi Dalam, Tanjung Sari, Lamsel, Selasa, 31 Oktober 2023.
Agenda dihadiri oleh Gubernur Lampung yang dalam hal ini diwakili oleh Assisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Lampung Ir. Kusnardi, M.Agr.Ec., Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen PKH Kementerian Pertanian RI drh. Agung Suganda, M.Si.
Kemudian hadir juga Bupati Lampung Selatan yang dalam hal ini diwakili oleh Staf Ahli Bidang Keuangan Achmad Herry, SE, MM. Lalu, peserta undangan berjumlah 350 orang yang berasal dari unsur Dinas Lingkup Pertanian Pemprov Lampung, Instansi UPT Lingkup Kementerian Pertanian, Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan se-Provinsi Lampung, Perguruan Tinggi, dan Asosiasi Peternakan di Provinsi Lampung.
Wilayah Sumber Bibit (Wilsumbit) adalah suatu kawasan agroekosistem yang tidak dibatasi oleh wilayah administrasi pemerintahan dan mempunyai potensi untuk pengembangan bibit dari jenis, rumpun atau galur ternak tertentu.
Penetapan tersebut tentunya mempunyai tujuan, salah satunya ialah untuk menyediakan dan mengembangbiakkan rumpun ternak Sapi PO yang berkualitas sesuai dengan standar nasional.
Selain hal tersebut pengelolaan wilayah sumber bibit diperuntukkan untuk meningkatkan potensi genetik sapi lokal melalui seleksi dan pembentukan kelompok penghasil bibit atau breeding stock.
Dalam Laporan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Ir. Lili Mawarti, M.Si, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yakni diantaranya memotivasi dan merangsang peternak untuk memproduksi bibit sapi PO yang berkualitas.
Lalu memberi penghargaan kepada peternak yang berprestasi, meningkatkan nilai jual bibit sapi PO, mengetahui penambahan populasi sapi dan kerbau melalui kelahiran hasil IB SIKOMANDAN, mengekspos hasil kelahiran Transfer Embrio (TE) dan perkembangan rumpun Belgian Blue dan Wagyu di Provinsi Lampung.
Ia menjelaskan bahwa saat ini potensi Wilayah Sumber Bibit khususnya Sapi PO ini harus terus ditingkatkan, mengingat massifnya pelaksanaan Inseminasi Buatan yang mayoritas peternak menginginkan ternak dengan rumpun eksotis seperti Limousin, Simmental dan lainnya.
Peran Pemerintah dalam mengelola Wilayah Sumber Bibit dalam menjaga keturunan Sapi PO tetap terjaga kualitasnya haruslah selaras dengan program-program yang dicanangkan oleh Pemerintah Pusat maupun Daerah, salah satunya penggunaan semen beku rumpun Sapi PO dan melaksanakan seleksi performan sebagai bentuk penjaringan ternak-ternak yang memenuhi kualitas standar nasional.
“Tentunya komitmen peternak dan petugas peternakan setempat juga harus dijaga. Hal ini agar populasi ternak rumpun sapi PO di wilayah sumber bibit terus meningkat. Seperti yang kita ketahui Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan sumber daya genetik sapi potong lokal Indonesia yang perlu dilindungi dan dilestarikan berdasarkan peraturan Menteri Pertanian nomor: 2841/Kpts/LB.430/8/2012. Untuk pelaksanaan program SIKOMANDAN dan Penandaan Ternak di Provinsi Lampung dapat kami sampaikan kepada Bapak, bahwa sampai dengan 28 Oktober 2023 jumlah ternak terlayani secara inseminasi buatan sebanyak 289.991 akseptor dari target 255.000 atau sekitar 113%,” ungkapnya.
Sedangkan ternak yang terlapor lahir dari kegiatan tersebut sebanyak 159.623 ekor dari target 160.740 atau sekitar 99%, kemudian ternak yang telah ditandai dengan Eartag Secure QR Code dan didata sebanyak 721.378 ekor dari target 882.714 atau sekitar 81,7%.
Jumlah ternak lahir hasil Transfer Embrio sebanyak 25 ekor sejak 2018. Sedangkan Ternak Rumpun Belgian Blue tercatat sebanyak 640 ekor.
“Kelahiran-kelahiran tentunya akan masih bertambah mengingat pada tahun ini Provinsi Lampung mendapatkan alokasi Embrio dari BET Cipelang sebanyak 40 dosis dan Semen Beku Belgian Blue dari BIB Lembang sebanyak 11.000 dosis,” jelas Lili Mawarti.
Dalam sambutan Gubernur yang dibacakan oleh Assisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Provinsi Lampung Ir. Kusnardi, M.Agr.Ec., menyampaikan bahwa saat ini populasi ternak di Provinsi Lampung mencapai 916 ribu dan potensi pengembangan ternak di Provinsi Lampung terus meningkat.
Provinsi Lampung juga mempunyai andil dalam penyediaan ternak potong ke luar Provinsi Lampung terutama beberapa Provinsi di Pulau Sumatera dan tentunya DKI Jakarta.
“Gubernur Lampung menyampaikan, kita harus bangga karena kita dapat memberikan sumbangsih dalam pemenuhan konsumsi daging ataupun protein hewani untuk masyarakat luas,” kata Kusnardi.
Gubernur mengingatkan bahwa ini menjadi momentum bagi semua pihak bahwa pentingnya peran pemerintah dan seluruh elemen dalam menyediakan bibit-bibit ternak yang unggul dan berkualitas untuk memenuhi rantai peningkatan produksi peternakan.
Dalam arahan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian yang disampaikan oleh Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak drh. Agung Suganda, M.Si, menyampaikan bahwa saat ini pemerintah harus menjaga wilayah-wilayah sumber bibit kita.
Hal ini bertujuan agar pemanfaatan dan pelestarian ternak rumpun asli Indonesia tetap terjaga dan bahkan dapat meningkat populasinya. Penyediaan bibit-bibit unggul juga dari hasil pengelolaan wilayah sumber bibit, yakni dengan pola seleksi performan ternak dan pembinaan kelompok pembibit. (**)