Metro;TABLOIDWaspada.com -Pemerintah Kota Metro menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Metro Tahun 2021-2026 di Aula setempat, Rabu (16/06/2021).
Bappeda Metro I Gede Made Suwanda mengatakan, tujuan Musrenbang ini untuk penajaman, klarifikasi dan kesepakatan, terhadap permasalahan pembangunan daerah, prioritas pembangunan, serta program yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah Kota Metro untuk pelaksanaan pembangunan 5 tahun kedepan.
Dalam kesempatan ini, Walikota Metro Wahdi mengatakan, luas daerah Kota Metro 68,74 km2 atau 0,19% dari luas Provinsi Lampung. Capaian persentasi penduduk miskin Kota Metro sudah lebih baik dari angka nasional maupun provinsi, dan merupakan terendah ke tiga setelah Mesuji dan Tulang Bawnag Barat.
“Untuk IPM Kota Metro 2010-2020 angkanya selalu bergerak naik. Hingga saat ini mencapai 77,17. Dengan angka harapan hidup saat lahir 71,63 tahun. Untuk pertumbuhan ekonomi di Kota Metro selama tahun 2016 – 2019 yang menunjukkan perkembangan yang baik dan selalu berada di atas rata-rata provinsi dan nasional. Namun tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat tajam akibat pandemi covid 19, “ ujar Wahdi.
Wahdi juga mengatakan, kondisi ini terjadi secara nasional, jika dibandingkan dan kabupaten/kota se Provinsi Lampung, pertumbuhan ekonomi Kota Metro tahun 2020 berada di urutan ke-13 di atas Kota Bandar Lampung yang berada di urutan 14.
“Rapat ini juga bertujuan sebagai rumusan umum mengenai keadaan perencanaan pembangunan daerah terkait dengan visi dan misi. Visi pembangunan Kota Metro yaitu terwujudnya Kota Metro berpendidikan, sehat, sejahtera dan berbudaya,” kata Wahdi.
Kepala BPS Kota Metro Wintarti Dyah Indrian, menyampaikan paparan mengenai tinjauan statistik sosial ekonomi, baik di perekonomian Kota Metro, pembangunan manusia di Kota Metro serta isu sosial lainnya.
“Untuk gambaran ekonomi Kota Metro selama 5 tahun terakhir, meningkat sebesar 1,403 kali lipat dibanding tahun 2015. Walaupun sebenarnya di tahun 2020 terjadi sedikit penurunan dibandingkan tahun 2019, untuk kontribusi nilai PDRB Kota Metro terhadap PDRB Lampung sebesar 1,78% dan terhadap angka nasional kontribusinya adalah sebesar 0,04%,” ujarnya.
Lanjutnya, dari PDB secara umum pertumbuhan Periode 2015-2019 untuk Kota Metro itu lebih tinggi dibandingkan Lampung dan nasional. Tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Metro mengalami perlambatan sebesar 1,79%, dimana angka ini lebih rendah dibandingkan Lampung yang mengalami perlambatan 1,67% namun lebih tinggi dari nasional yang mengalami perlambatan – 2,07%. Kemudian untuk inflansi Kota Metro tahun 2020 lebih tinggi dibandingkan kota Bandar Lampung dan nasional.
“Rata-rata lama sekolah 10,96 tahun dan harapan lama sekolah 14,47 tahun. Untuk pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan sebesar Rp. 11.906.000,” katanya.
Sedangkan jumlah penduduk laki-laki di Kota Metro sebanyak 84.806 orang atau 50,28%. Sedangkan penduduk perempuan sebanyak 83.870 juta orang atau 49,72% dari penduduk Kota Metro. Dan untuk kaum melenial sebesar 24,7%, dalam kurun umur 24-39 tahun.
“Kemudian kondisi kemiskinan di Kota Metro setiap tahunnya menurun dan lebih rendah dari Provinsi Lampung dan Indek kedalaman kemiskinan sebesar 0,94. Untuk pengangguran meningkat 0,29 % dan total menjadi 5,40%. Mayoritas tenaga kerja di Kota Metro di sektor jasa sebanyak 70% pertanian 10% dan manufaktur 20%, “ jelas Wintarti Dyah Indrian.
Sementara dalam sambutan Kepala Bappeda Provinsi Lampung Mulyadi Irsan, mengatakan Perencanaan Pembangunan Daerah bertujuan untuk mewujudkan pembangunan Daerah dalam rangka peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, kesempatan kerja, lapangan berusaha, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan publik dan daya saing Daerah.
Pada kesempatan ini juga, Kepala BI Cabang Lampung Budi Harto Setiawan memberikan cindra mata kepada Walikota Metro.(jm)