JAKARTA – Badan Litbang Kemendagri menjalin kerja sama dengan ICCO Cooperation guna mendukung inovasi pengelolaan pertanian dan perkebunan. Kerjasama tersebut dibahas dalam pertemuan Badan Litbang Kemendagri, dengan Pusat Fasilitasi Kersama Kemendagri dan ICCO Cooperation, Selasa (25/5/2021). Kerja sama tersebut diwujudkan dalam penerapan program pengelolaan pertanian lada melakui aplikasi SpiceUp dan pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara bertanggung jawab dan berkelanjutan melalui program Resbound.
Country Coordinator Indonesia ICCO Cooperation, Afifudin menerangkan bahwa layanan SpiceUp difokuskan pada upaya peningkatan produktivitas hasil pertanian lada. SpiceUp dapat memberikan empat solusi dari kombinasi data satelit dan lapangan. Di antaranya memberi rekomendasi pupuk dan pencegahan penyakit tanaman, rekomendasi pengelolaan irigasi, dan good agricultural practices (GAP) serta sistem keterlacakan (traceability). “Untuk itu, kami mohon dukungan dari Badan Litbang Kemendagri untuk memfasilitasi kerja sama antara SpiceUp dengan provinsi yang menjadi lokus penerapannya,” ujar Afif.
Sementara pada pelaksanaan program Resbound, Afif menjelaskan program tersebut merupakan proyek yang dilaksanakan konsorsium organisasi lokal selama tiga tahun (2019-2021). Program ini menargetkan 10 desa di sekitar perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Tujuannya untuk mempromosikan perilaku bisnis yang bertanggung jawab, memperkuat platform dialog multi pemangku kepentingan, serta merumuskan pedoman tanggung jawab sosial dan komunitas di Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. “Program ini sudah menghasilkan draft Panduan C-CSR (Community & Corporate Social Responsibility) yang mengedepankan pendekatan kemandirian desa dan CSR dalam perspektif bisnis dan HAM,” imbuh afif.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Litbang Kemendagri, Agus Fatoni mengaku menyambut baik kerja sama yang terjalin. Pihaknya siap memfasilitasi jalannya pelaksanaan program SpiceUp dan Resbound dengan melibatkan pemerintah daerah terkait. Selain itu, Badan Litbang Kemendagri akan membantu penyempurnaan draft panduan C-CSR. “Kami akan sosialisasikan program ini di lapangan, mulai dari Provinsi Lampung dengan melibatkan unsur terkait,” ujar Fatoni.
Dirinya juga merekomendasikan agar penerapan SpiceUp dapat diintegrasikan dengan aplikasi yang telah dikembangkan Badan Litbang Kemendagri sejak tahun 2017, yaitu Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah). Mengingat Puja Indah sendiri telah terintegrasi dan merupakan layanan berbagai pakai. Sehingga upaya tersebut dinilai mampu menunjang percepatan penerapan aplikasi SpiceUp. “Puja Indah hingga saat ini telah berhasil mengembangkan 14 layanan publik, di antaranya serupa dengan konsep aplikasi SpiceUp,” terang Fatoni. (af)