BANDARLAMPUNG —– Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengajak Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI) berkolaborasi bersama dalam menjaga pengelolaan sumber daya air untuk menghadapi perubahan iklim terutama yang mengancam penurunan produktivitas pertanian.
Hal itu disampaikan Gubernur saat menghadiri Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke 40 dan Kongres ke 14 HATHI di GSG Universitas Lampung, Jumat (25/8/2023) malam.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah, mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Arinal mengatakan perubahan iklim menjadi ancaman bagi ketahanan pangan, air, dan energi serta dapat mempengaruhi produktivitas pertanian.
Ia menyebut BMKG memprediksi fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) fase positif akan muncul bersamaan, dan semakin menguat pada bulan Agustus-September tahun ini yang berisiko meningkatkan kekeringan.
“Mari bersama HATHI kita bangun sinergi lakukan langkah antisipasi diantara dengan terus menjaga lingkungan dan mengatur tata kelola air,” ujar Arinal.
Arinal mengatakan Provinsi Lampung sendiri melakukan inovasi cadangan air di bagian barat Lampung sebagai kawasan hulu dengan kabupaten kawasan hilir dalam membantu pelestarian hutan serta implementasi resource sharing dan cost sharing Daerah Aliran Sungai (DAS) Sekampung.
Kemudian, Pemerintah Provinsi Lampung juga menjadikan Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mengatasi pemanasan global.
“Ini menjadi tugas kita bersama melalui sektor energi, industri, pertanian, kehutanan dan lahan serta sektor limbah-persampahan agar bersama-sama berkomitmen dalam mendukung aksi penurunan emisi Gas Rumah Kaca di Provinsi Lampung,” katanya.
Ia mengatakan menjaga sektor pertanian ini penting, sebab Provinsi Lampung merupakan daerah penghasil komoditi unggulan dari sektor pertanian termasuk perkebunan, peternakan dan perikanan.
Pada capaian kinerja perekonomian Lampung Triwulan II Tahun 2023 terhadap Triwulan I Tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 8,15 persen (q-to-q) dengan kontribusi terbesar masih didominasi oleh sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 18,35 persen.
“Lampung sebagai Lumbung Pangan Nasional tercermin dari produksi dan kontribusi komoditas pertaniannya yang termasuk dalam 5 besar nasional seperti padi, ubi kayu, nanas, jagung, kopi robusta, lada, tebu, kakao, dan pisang,” ujarnya.
Ketahanan pangan Lampung, kata Arinal didukung pula melalui pembangunan infrastruktur Proyek Strategis Nasional (PSN) Bendungan Way Sekampung dan Bendungan Margatiga, dengan manajemen air dari hulu sampai ke hilir yang memanfaatkan aliran Sungai Way Sekampung dan terintegrasi dengan Bendungan Batutegi.
“Ini bertujuan untuk menambah tampungan air, sehingga kontinuitas suplai air irigasi ke lumbung pangan nasional terjaga, yang kemudian diharapkan berkontribusi meningkatkan intensitas tanam yang akhirnya meningkatkan produktivitas pertanian,” katanya.
Melalui kegiatan ini, Arinal berharap dapat menghasilkan masukan dan inovasi untuk menjawab tantangan dan permasalahan dalam pengelolaan sumber daya air.
“Sehingga guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang berkesinambungan,” katanya.
PIT ke 40 dan Kongres ke 14 HATHI yang dilaksanakan tanggal 25-26 Agustus 2023 ini, juga dihadiri Ketua Umum HATHI Jarot Widyoko dan Rektor Universitas Lampung Prof Lusmeilia Afriani.
Sementara itu, Sekjen Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan melalui PIT ke 40 dan Kongres ke 14 HATHI ini diharapkan akan dihasilkan pemikiran dan gagasan besar yang bermanfaat dalam mendukung pembangunan infrastruktur khususnya dibidang sumber daya air Indonesia.
“HATHI untuk terus meningkatkan profesionalisme dan kompetensi anggotanya untuk menjawab tantangan pengelolaan sumber daya air ke depan yang semakin kompleks,” ujar Zainal.
Untuk mengatasi tantangan akibat dampak perubahan iklim, Zainal mendorong HATHI untuk melakukan kolaborasi dengan seluruh pihak sebagai organisasi keahlian dibidang sumber daya air.
“Harus menggerakkan seluruh kemampuan untuk bersama-sama mengantisipasi dan melakukan tindakan-tindakan nyata,” ujarnya.
Menurutnya, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memitigasi dampak perubahan iklim antara lain penurunan emisi karbon, penerapan pola tanam pertanian dan perkebunan yang hemat air.
“Kemudian, pengembangan infrastruktur dan teknologi ramah lingkungan dan disertai kegiatan untuk pemberdayaan masyarakat,” katanya.(Adpim)